Semangatnya Di Jalan Mangkubumi

          Wanita berkulit putih yang berjualan nasi padang itu bernama Ibu Asih. Ia lahir di Gunung Kidul tanggal 8 Maret 1962. Ia berdomisili di Pojok RT 3 RW 7 Sinduadi, Mlati, Sleman. Kegiatan ia sehari-hari adalah berjualan masakan Padang di Jalan Mangkubumi dekat Stasiun Tugu. Ia sudah menggeluti usahanya di bidang kuliner itu 25 tahun.
           Ia sejak kecil sudah dididik keras, tegas, bekerja keras oleh orangtuanya. Ia sejak kecil berwirausaha kecil-kecilan dan hingga saat ini ia masih menggeluti usahanya itu. Ia dahulu menjadi tulang punggung keluarganya, dan ia hanya tamatan SD.
          Pukul setengah lima, Ibu Asih sudah bersiap-siap. Mengepaki dagangannya dari rumah, dan bersiap untuk berangkat. Ia diantar oleh anak anaknya menuju Jalan Mangkubumi. Setelah tiba di tempat jualannya, ia meletakkan barang-barangnya, menata lauk pauk, dan lain sebagainya. Setiap harinya seperti itu. Ia bercita-cita ingin mendirikan cabang di tempat lain. Keinginannya sangat kuat. Segala sesuatu yang diinginkannya harus bisa ia raih. Mungkin ini adalah dampak dari didikan orangtuanya karena sejak dulu ia berjualan. Tak tanggung-tanggung, kini pendapatan bersihnya mencapai 10 juta Rupiah.
          Kegiatan di rumahnya di Kelurahan Pojok itu ia habiskan bersama keluarga.Ia mempunyai 5 orang anak dan satu cucu. Anak pertama adalah perempuan yang kini bekerja di PLN sebagai administrasi. Anak kedua laki-laki yang kini bekerja sebagai operator warnet. Anak ketiga juga laki-laki yang kini masih duduk di bangku kuliah jurusan komunikasi di UMY dan mempunyai band. Anak keempat pun laki-laki yang masih duduk di bangku SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Anak kelima juga laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia sering mendoakan anak-anaknya supaya sukses, dan ia mendidik anak-anaknya supaya rajin, bersama sang suami yang bernama Bapak Suramen. Ia pun juga bercita-cita ingin segera naik haji. Ia memang memiliki keinginan yang kuat. Ia juga mendidik anaknya dengan tegas, keras, tetapi tidak pendendam. Ia pun selalu berusaha menuruti keinginan anak-anaknya.
          Kegiatan di daerah sekitar rumahnya, ia bergabung di forum PKK, arisan, dasawisma, dan acara RT. Arisan adalah hobinya. Kata beliau arisan di Kelurahan Pojok itu top banget.
           Dahulu, ia tinggal di daerah Jlagran. Setelah lama tinggal di situ, ia akhirnya membeli tanah di Pojok, Sinduadi, Mlati. Tetapi tempat kerjanya tidak pindah, ia sudah sejak lama mengais rezeki di Jalan Mangkubumi yang berdekatan dengan Stasiun Tugu. Komentar orang-orang tentang masakannya adalah memuaskan, para pelanggan cukup puas. Orang-orang yang biasanya makan di warungnya Ibu Asih adalah orang-orang kantor, orang-orang taksi, dan orang-orang yang sekadar ingin lewat.
          Kegigihan Ibu Asih patut ditiru, semangat juangnya berusaha membangun keluarganya supaya lebih baik, semangatnya yang ingin naik haji, dan tentunya semangat dan kegigihan Ibu Asih ini patut ditiru.                              
        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Hadiah

Aku Tak Mau Lagi Jadi Layangmu

Baksos MP 2015