Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Hobiku, Pekerjaanku

Gambar
       Gembira Loka merupakan satu-satunya kebun binatang yang ada di Provinsi DIY, tepatnya di kota Yogyakarta dan beralamat di Jl. Kebun Raya No. 2 Yogyakarta ini mudah diakses dari mana pun.                Kebun binatang ini juga mempunyai banyak fasilitas pendukung, seperti Taring (Transport Keliling), kapal katamaran, perahu kayuh, dan masih banyak lagi. Selain itu, juga ada fasilitas yang berupa jasa salah satunya adalah berfoto yang langsung jadi, serta terdapat di mana-mana.        Pagi menjelang siang sekitar pukul 10.00 WIB, saya mendatangi seorang Bapak yang sedang duduk menunggu pelanggannya yang tidak jauh dari kolam. Bapak tersebut akrab disapa Pak Prapto yang sedang mencari pelanggannya untuk berfoto. Pak Prapto ini sejak dulu hingga sekarang menggeluti bidang fotografi. Ia sudah bekerja selama 32 tahun sebagai fotografer di kebun binatang yang terletak di Kecamatan Umbulharjo ini. Awalnya, memang Pak Prapto ingin bekerja di sini sebagai fotografer dan akhirnya impi

Ikutilah Kata Hati

          Apakah kita sudah menemukan cahaya jiwa anda? Apakah kita sudah menemukan cahaya kita yang hilang? Apakah Apakah Apakah itu menjadi tanda tanya bagi sebagian orang yang tidak tahu arah hidupnya ke mana. Mengapa mengapa juga menjadi sebuah pertanyaan bagi sebagian orang yang belum menemukan tujuan hidupnya.           Dalam sebuah video clip dari Nugie yang berjudul Lentera Jiwa, kita akan menemukan beberapa orang yang "banting setir". Maksud dari banting setir di sini adalah pindah ke alur lainnya agar menjadi sukses. Ada orang Sarjana Teknik tapi kini menjadi pemain harpa internasional. Bukankah itu hebat? Tetapi itu tidak ia cita-citakan sebelumnya, ia mengambil jurusan yang bukan sekarang ia nikmati sebagai pemain harpa internasional. Ada akuntan yang dulunya ingin menjadi pelukis. Ada juga yang menjadi staff KOMNAS Perempuan, padahal ia punya passion di bidang musik. Tetapi ada juga yang kini menjadi komedian, karena ia dulu menjadi badut kelas, ada yang menjad

Semangatnya Di Jalan Mangkubumi

          Wanita berkulit putih yang berjualan nasi padang itu bernama Ibu Asih. Ia lahir di Gunung Kidul tanggal 8 Maret 1962. Ia berdomisili di Pojok RT 3 RW 7 Sinduadi, Mlati, Sleman. Kegiatan ia sehari-hari adalah berjualan masakan Padang di Jalan Mangkubumi dekat Stasiun Tugu. Ia sudah menggeluti usahanya di bidang kuliner itu 25 tahun.            Ia sejak kecil sudah dididik keras, tegas, bekerja keras oleh orangtuanya. Ia sejak kecil berwirausaha kecil-kecilan dan hingga saat ini ia masih menggeluti usahanya itu. Ia dahulu menjadi tulang punggung keluarganya, dan ia hanya tamatan SD.           Pukul setengah lima, Ibu Asih sudah bersiap-siap. Mengepaki dagangannya dari rumah, dan bersiap untuk berangkat. Ia diantar oleh anak anaknya menuju Jalan Mangkubumi. Setelah tiba di tempat jualannya, ia meletakkan barang-barangnya, menata lauk pauk, dan lain sebagainya. Setiap harinya seperti itu. Ia bercita-cita ingin mendirikan cabang di tempat lain. Keinginannya sangat kuat. Segala s

Sebuah Tebing di China Menjadi Saksi Petualangan MAPAGAMA

          Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada mempunyai cabang-cabang atau divisi, di antaranya adalah caving , gunung hutan, arus deras atau arung jeram, dan panjat tebing. Dalam rangka MAPAGAMA (Mahasiswa Pencinta Alam Gadjah Mada) ulang tahun ke 40 ada 3 misi ekspedisi. Yang pertama adalah penelitian etno-fotografi di Kapuas Hulu, untuk meneliti Suku Dayak. Yang kedua adalah Ekspedisi Kayak Internasional yang dilakukan di Nepal, 2 orang naik Puncak Sergory setinggi kurang lebih 5000 meter di Pegunungan Himalaya, ada caving juga, serta olahraga arus deras atau yang familiar disebut arung jeram. Yang ketiga ada Ekspedisi Panjat Tebing yang dilaksanakan di China. Mas Aries Dwi Siswanto atau yang akrab disapa Mas Aries dan Mas Priyanto Nugroho atau yang biasa dipanggil Mas Yayan dan satu orang lagi pergi ke China. Mas Aries sebagai ketua, tetapi saat di tempat Mas Aries sebagai dokumentasi dan Mas Yayan sebagai official.          Sebelum mereka menaiki tebing, mereka (Mas

Kehidupan di Asrama

          Ceritanya sederhana, dengan penceritaan yang lugas dan tidak bertele-tele dengan bahasa yang mudah dipahami, si Ma'ruf bercerita tentang kegiatan atau pengalamannya di asrama di MAN Mu'alimin . Sore itu, ia pun bercerita, mengalir seperti sungai. Ia berbagi ceritanya.           Ia bercerita suka dukanya di asrama dengan teman yang laki-laki semua. Ia mengaku tidak bosan karena sudah akrab dengan teman-temannya, saat makan pun terkadang harus bersusah payah untuk memakannya. Misal, menggunakan tutup panci, plastik yang sudah dibersihkan, dan alat-alat lainnya. Dan dengan satu wadah itu digunakan untuk tempat makan tujuh atau delapan orang, walaupun begitu, itu adalah sensasi tersendiri yang dialami oleh teman baruku ini.          Selain dengan masalah tempat makan, ponsel pun menjadi perkara. Terkadang jika ketahuan menggunakannya bisa disita, misal kita sedang mendengarkan musik, atau mengirim sms ke teman-teman. Biasanya, si Ma'ruf menyembunyikannya di bawah ka