Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Aku Tak Mau Lagi Jadi Layangmu

Gambar
Pada waktu itu Kau ulur aku hingga aku terbang tinggi Melihat angkasa, langit biru, dan juga awan yang bergerombol Kau tarik aku mendekati lapangan lalu terbangkan lagi hingga aku meninggi Kau terus menerus mengulur dan menarik lalu kau berlari Sampai suatu ketika... Tali yang ada, putus sudah Aku tergeletak tak berdaya Jauh entah aku ada di mana Kau terus menerus mencariku Namun tak jua kau menemu Sudahlah aku lelah jadi layangmu!        Satu tahun berlalu dengan segala pengalaman dan kehidupan yang baru, jelas sebenarnya itu waktu yang cukup lama bagiku untuk bisa melupakanmu. Namun, sebenarnya aku belum benar-benar lupa padamu, aku masih ingat dan kau seakan-akan selalu hadir di dalam pikiranku, kapanpun. Walau, ya, aku lelah dengan segala caramu mendekatiku, aku juga lelah dengan caramu memperlakukanku, seolah aku ini permainan anak-anak seusia sekolah dasar yang diterbangkan meninggi dengan seikat tali dan dihiasi penuh warna-warni.        "Kau sudah benar-be

New York: Rindu Bertemu

Gambar
             Dua tahun yang lalu, aku sudah mengunjungi tempat ini, dan sekarang aku juga datang untuk kedua kalinya di sini. Berdiri di depan gedung tinggi yang orang-orang sebut sebagai Times Square. Memang, ramai dan kurasa tempat ini tak pernah sepi dari incaran para turis-turis, pun seperti aku.         Aku melihat ada cafe yang menurutku unik di ujung, Kulihat di sana cukup ramai tapi tak seramai gerai-gerai kofisyop lainnya. Aku membenahi syalku dan memasang earphone ke telingaku lalu aku putar beberapa lagu country klasik semacam John Denver. Tiba di gerai Macquaire Cafe, aku masuk dan bunyi lonceng terdengar merdu saat aku membuka pintu, seorang pelayan menyapaku hangat sore itu sembari aku melepas earphone ku.         "Selamat sore, ada menu baru di hari ini, silahkan menikmatinya"        "Iya, menu barunya apa ya? Mungkin, aku lebih memilih choco latte sebagai pengganti lelahku."        "Kau tampaknya sedang lelah ya Nona? Apa, a

Di Sebuah Stasiun Gambir

Gambar
              Aku diam. Sejenak memandangimu sambil aku berurai air mata, aku sedikit menarik bibirku dan mulai tersenyum, aku lalu menghela napas panjang dan kita saling diam satu sama lain. aku memandang sepatuku yang sedikit basah ini. "Kau kenapa?" "Tak apa. Aku hanya, ya, bahagia. Setelah sekian lama kita tidak bertemu dan akhirnya kali ini sembari melihat senja kita bisa bersama, namun aku juga sedih karena keretaku akan datang saat petang" "Aku juga tidak menyangka akhirnya kita bisa bersama seperti ini, ya, seperti sebuah keajaiban, kan? Tak usah sedih, jarak tak berarti apapun saat seseorang sangat berarti," "Ya..."        Kita melihat senja di sebuah stasiun besar Gambir. Deru kereta terus berseliweran datang kemari memenuhi telinga. Perlahan warna jingga mulai menguasai angkasa, menyeruak bersama warna kuning dan dihiasi gedung pencakar langit. Aku tak akan melewatkan momen ini.  "Mau ke sana?" "Boleh"