Sebuah Hadiah

      
Badung, Bali 2017


       Terkadang aku berpikir begini, "Bagaimana bisa seorang pujangga memberikan hadiah terbaiknya berupa kado yang tak disangka-sangka, sepotong senja misalnya?"


"Hai"
"Bagaimana? Kau masih mengingat masa lalumu?"
"Tidak, aku sudah melupakannya"
"Maksudku, aku benar-benar tidak ingin mengingatnya lagi" tambahmu, di sore itu
"Aku punya pertanyaan untukmu, kalau kau tidak keberatan, kau boleh menjawabnya kapanpun"
"Kau mau tidak kuberikan sebuah hadiah?"
"Maksudmu? Berupa kado semacam ulang tahun?"
"Iya, dan kau bebas menjawabnya. Aku akan mendengarkan,"
"Bukannya kado itu rahasia, ya? Maksudku terserah kau mau memberikanku apa"
"Jika Seno Gumira Ajidarma saja memberikan sepotong senja untuk kekasihnya, lalu aku akan memberikanmu apa, ya?"
"Terserah kamu, aku akan ikhlas menerimanya. Apapun itu" wajahmu amat senang,
Aku tenggelam,
Kau pun ikut menyelam
Ya, menyelam bersama dalam kesenangan, sore itu.

"Aku akan memberikanmu sebuah kado teristimewa kali ini"
"Dan aku akan senang hati menerimanya"
"Yakin? Jangan kecewa, ya?"
"Tidak"
"Aku akan memberikanmu laut ini, seluas samudra ini dan kau bisa menerimanya, kan?"
"Maka dari itu, aku bertanya 'Kau masih mengingat masa lalumu?'" tambahku,
"Jadi begini, kenapa kemarin aku bertanya seperti itu karena jika aku belum bertanya, aku takut kamu belum bisa menerima seluruh hadiahku yang besar seluas samudra ini, aku takut hatimu tak cukup."
"Aku terharu mendengarkannya"
"Jadi, kamu bisa menerima hadiahku kan?"
"Bisa. Sangat bisa, terima kasih, ya"
"Terima kasih juga, karena kau mau menerima hadiahku ini"


Senja di Pantai Kuta, 
Badung, Bali, Indonesia 
19 Juli 2017. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Tak Mau Lagi Jadi Layangmu

Baksos MP 2015