Serunya Outbond Di Desa Wisata Grogol


              Bonjour! Comment allez vous? Pagi-pagi bangun sekitar pukul 05.00 dan merapikan selimutku, segera aku berdiri dan menuju kamar mandi, lalu sholat shubuh dan dilanjutkan mandi pagi yang notabene masih dingin. Entah kenapa pagi ini sangat dingin, sehingga badan ini enggan untuk menyentuh air yang sangat dingin. Lalu lanjut dengan bersiap-siap, merapikan tas, dan sarapan.
           Usai sarapan, saya langsung bertolak ke kantor Kedaulatan Rakyat di Jalan Mangkubumi. Sekitar pukul 06.08 sudah berada di jalan. Sesampai di sana, absen dulu dan cek Twitter, apakah ada mention atau enggak. Lama kelamaan, makin banyak yang datang, sekitar pukul 07.00 rombongan calon kaca 23 berangkat terlebih dahulu bersama beberapa angkatan padakacarma. Bus pun melaju, menderukan mesinnya, mengasapi jalanan dengan udara pagi yang masih segar. Terlihat lebih lengang dari biasanya, yang pagi-pagi udah ada setumpuk kendaraan yang cukup macet.
          Sampailah di tempat tujuan kami yaitu Desa Wisata Grogol. Turun di depan masjid dan berjalan sedikit ke arah utara, ada rumah dan amben berjajar. Kami pun disuruh masuk dan duduk berkumpul di dalam rumah tersebut. Sedikit percakapan menghangatkan kami yang belum terlalu kenal satu sama lain. Kedinginan pun menguap, seperti datangnya musim panas. Aku pun mulai mendengarkan instruksi dari Mbak Desty. Kami pun bermain “katakan cinta”. Rombongan bis yang membawa paling banyak padakacarma pun datang. Meramaikan seisi ruangan dan bermain “katakan cinta” lagi.
          Setelah itu, ada sambutan dari Kepala Dukuh Grogol. Selang beberapa menit, kami keluar dan membawa tas masing-masing. Berjalan melewati sawah di kanan kiri, menuruni blok, dan mulai terlihat arena permainannya. Banyak air, pancuran, dan lain-lain. Senyum tipis pun terulas di wajahku. Sampai di bawah, kami meletakkan bawaan kami yang cukup banyak. Lalu disuruh untuk berbaris rapi dan berhitung.
Usai sudah acara berhitung yang tidak selesai-selesai. Kami dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok kami pun mendapat tempat di meniti blok kayu dan melewati jaring laba-laba. Saat aku berjalan melewati blok kayu itu, aku terjatuh karena tidak seimbang dan seluruh badanku tercebur ke air.
        Tempat selanjutnya, kita ke arena berlumpur. Saat menginjak lumpur, kaki merasakan ada yang empuk-empuk. Entah apa, tapi itulah lumpur. Permainan ini merayap diatas tali-tali dan menggendong raja untuk sampai tempat tujuan dan mengambil air. Santi pun yang menjadi raja, kelompok kami satu demi satu merayap dan tercium bau lumpur yang bau, genangan air yang mirip kopi serta aroma yang tidak enak menemani perjalanan saat merayap. Setelah semua sudah selesai merayap, kami menggendong Raja dan segera mengambil air agar tidak banyak yang tumpah keluar. Dilanjut dengan kelompok kedua, dan akhirnya permainan ini dimenangi oleh kelompok kedua. Lalu, kami dapat mencoba lagi, segala usaha telah dikerahkan, tetapi tetap kalah juga. Tetapi, kami menang di permainan stand up, dan mendapat giliran pertama untuk bersih diri di bawah pancuran.
           Dilanjut dengan permainan ketiga, yaitu di kolam air. Kami pun berendam di sana dan membersihkan diri juga, lalu kami disuruh berpegangan tangan dan ada salah satu orang yang berenang dan senyum ke semua orang. Tetapi, ketua kelompok di atas kolam. Rasanya dingin juga berlama-lama di kolam mata air ini. Ingin rasanya keluar dan berganti permainan lain. Tetapi, permainan di kolam ini belum selesai. Setelah itu, tetap di kolam, permainan kedua di kolam yaitu mencari koin uang yang diceburkan ke kolam. Ketua kelompok pun mencari-cari dan dengan dibantu oleh orang lain tetapi maksimal dua orang. Akhirnya selesai lah permainan kedua di kolam ini, dilanjut permainan ketiga, yaitu tetap sama berpegangan tangan namun telapak tangan terlentang di atas tangan orang dan orang lain jatuh atau merebahkan diri tidak boleh lutut ditekuk.
            Usai sudah permainan keempat. Dilanjut dengan arung jeram menggunakan ban yang besar. Semua sudah memilih bannya dan berjalan mengikuti instrukturnya. Setelah satu per satu berada di atas ban, kami menikmati gemericik air, udara pedesaan, sinar matahari keemasan, rumput-rumput terlihat lebih hijau, birunya langit, dan awan putih seperti permen kapas. Belum puas rasanya, namun kita hanya mendapat sekali saja arung jeram di sini. Kita pun tidak bisa berbuat banyak. Lanjut permainan kelima yaitu di lapangan. Di sini kami membawa belahan bambu dan di atasnya menggelinding semacam kelengkeng. Secara bergilir kami terus berjalan hingga sampai ember di sana. Tetapi kelompok kecil kami kelengkengnya jatuh, kami pun mengulanginya dari awal, hingga akhirnya kami hanya mengumpulkan tiga biji, dan kelompok seberang mendapat lima biji. Usai sudah permainan kelengkeng, dilanjut dengan permainan ulat bulu yang membawa air dan kami berjalan di atas terpal yang berbentuk lonjong. Dengan segala energi kami kerahkan dan sesegera mungkin mengambil air.
            Singkat cerita, kami berkumpul lagi seusai ishoma (istirahat sholat makan) dan bersih diri atau mandi. Kami berkumpul di rumah tadi dan berbincang-bincang tentang kesan selama permainan tadi. Gelak tawa membumbung tinggi, dan kedinginan hati mulai mencair.
Lalu, dilanjut dengan serah terima jabatan padakacarma yang lama ke yang baru. Mbak Dita berdiri menyerahkan kaos ke Mbak Ameng sebagai ketua umum padakacarma yang baru. Sesi jabat tangan pun tak luput di foto. Tepukan tangan memeriahkan suasana kala itu. Pidato singkat juga diucapkan dari pengurus lama, pengurus baru pun diberi waktu untuk pidato singkat juga.
Usai sudah acara serah terima jabatan, lalu dilanjut dengan acara dari pihak Desa Wisata Grogol ini untuk menceritakan tentang Desa ini yang katanya adalah tapak tilas Sunan Kaljaga. Seluk beluk secara historis pun dijelaskan secara gamblang, tidak perlu menggunakan bahasa rumit sulit melilit, tetapi menggunakan bahasa lugas yang mudah dipahami. Kami pun mencatat, sembari mengupas kacang, makan jajanan, dan lain sebagainya.
             Selesai sudah acara di hari Sabtu ini. Kami pun bergegas pulang, namun sebelum pulang kami (bagi yang Islam) Sholat Ashar terlebih dahulu, dan segera bertolak ke Kantor Kedaulatan Rakyat lagi dengan kondisi lelah. (Diary Outbond)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Hadiah

Aku Tak Mau Lagi Jadi Layangmu

Baksos MP 2015