Perjalanan Ke Korea Selatan: Part 2


Keesokan harinya, saya dan teman-teman menuju desa Buan-Gun yang letaknya 4 jam ke arah barat dari Kota Daegu. Buan-gun ini saya tempuh menggunakan bus bersama tim untuk menuju ke Buan Masil Festival. Festival desa yang meriah dan dihadiri oleh banyak negara memperagakan budayanya masing-masing, meriah sekali. Desa ini kecil, gak begitu ramai, dan terletak di dekat pantai. Anginnya berhembus dingin sekali bahkan menyentuh 7 derajat Celcius. Tampil di festival yang sangat ramai dalam keadaan dingin ini sungguh luar biasa dan tantangan sekali namun perasaan kami hangat luar biasa juga lho. Sekeren itu Buan-gun bagiku.
Ke Buan 2x pada tanggal 4 dan 6 Mei 2019. Tanggal 3 dan 5 kami di Daegu. Buan-gun ini terletak di Provinsi Jeolla Utara kalau dalam Bahasa Koreanya Jeollabuk-do (절라북도) dan masih saja berbukit-bukit namun menuju kesana, kami banyak melewati terowongan-terowongan dan tentunya jalanan dekat laut yang banyak bunga-bunga. Bagus sekali.
Ada yang sangat berkesan di sini, yaitu kami puasa pertama dilaksanakan di sini. Bahkan kami berbuka puasa pertama Ramadhan 2019 di desa Buan-gun ini, sungguh luar biasa pengalaman puasa di negara orang lain yang minoritas muslim, serta sekitar 14 jam berpuasa (yang sedikit lebih lama daripada di Indonesia). Sungguh itu berkesan sekali, setidaknya bagiku. Malamnya setelah kami berbuka puasa, kami menuju ibukota Korea Selatan, yap! Seoul! Kota yang benar-benar aku tunggu dan siap untuk dijelajahi.
Sehabis dari kota Buan di Provinsi Jeolla Utara, kami menuju ke arah utara sekitar 4-5 jam ke kota Seoul! Yeaaaaaaayyyyy kembali ke Seoul lagiiiiiiiiii!!! Kali ini excited banget soalnya memang di Seoul banyak tempat wisata dan kita akan berwisata di Seoul, serta tanpa agen travel, jadi bebas kita mau kemana saja.
Tiba di Seoul tepatnya di distrik Itaewon (area yang multikultural dan banyak warga muslim di sini serta berdiri masjid satu-satunya di Seoul) dan kami turun dari bis untuk menggeret koper di malam hari jam 22.00 di suhu 10 derajat Celcius dengan jalanan menanjak. Lengkap sudah. Sudah menggigil kedinginan, harus menggeret koper, dan jalannya nanjak. Mantaaaaaap! Tapi aku menikmatinya, karena ini kan juga bagian dari perjalanan.
Kami tiba di AirBnB kita (semacam sewa apartemen gitu kita di Aplikasi AirBnB) dan letaknya gak jauh dari jalan utama. Nah, ternyata jalan ini digunakan untuk foto cover drama korea Itaewon Class di tahun ini, sedangkan kita kesana 2019. Jadiii suka lucu aja ternyata diangkat jadi drama Korea tempatnya hahaha
Itaewon, Seoul, South Korea
Malam kala itu, semua teman-temanku kecapekan dan lelah habis perjalanan dan geret koper. Tapi, aku rasanya masih ingin jalan-jalan gitu ke area sekitar Itaewon ini. Akhirnya kita ber-6 memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar Itaewon, sedangkan yang lain tepar dan istirahat di dalam kamar.
Kita keluar malam-malam dan tiba-tiba suhu drop di 7 derajat Celcius. Oya, bawah apartemen kita adalah Pub (semacam cafe untuk minum-minum gitu) tapi untung mereka sepi gak rame gitu, biasa aja. Kita turun dari Lantai 3 habis itu menuju ke jalan untuk keliling sekitar. Rencananya juga kita akan beli T-Money (alat pembayaran berupa kartu yang di-tap di setiap stasiun dan halte). T-Money ini berfungsi bagi kita untuk naik Subway (kereta bawah tanah) dan naik bis kota. Harga T-Money ini KRW4,000 kalau di rupiah-in sekitar Rp 60.000 kurang lebih. Mahal ya hanya untuk sebuah kartu dan belum ada isinya, sehingga kita harus top up terlebih dahulu. Nah, di sini kita semua gabisa berbahasa Korea. Aku yang beli sama temanku hanya memakai bahasa tubuh dan isyarat. Sesusah itu karena mereka juga tidak bisa berbahasa inggris. Jadii mau tidak mau kita pakai bahasa tubuh. Kita top up KRW15,000. Kenapa bisa se-mahal dan banyak? Ya karena keesokan harinya kita mau explore kota Seoul dan naik subway beberapa kali sehingga emang segitu cukup untuk sehari. Padahal kalau di rupiahin ya lumayan juga, tapi worth it beneran. Tidak menyesal.
Lalu, di sana kita juga menemui gelandangan di malam hari pada saat kita akan pulang ke Apartemen kita di jam 3 pagi. Wkwkwk iya kita pulang larut malam agar tidak rugi sudah sampai kota besar yang bagus masak cuma tidur tidur aja? Nah kita balik ke apartemen kita jalan kaki habis itu tidur untuk bersiap perjalanan di pagi hari.
Pagi harinya setelah kita semua berkumpul dan T-Money dibagikan satu-satu, kita naik Subway di Stasiun Itaewon untuk menuju ke Gyeongbokgung Palace dengan turun di Stasiun Gyeongbokgung. Stasiun kereta bawah tanahnya ini ada sekitar 5-7 lapis di dalam tanah. Bayangkan bisa sedalam itu mereka membuat sistem transportasi yang mencakup semua area kota. Stasiunnya bersih, rapi, papan petunjuk arah untuk berganti kereta juga jelas dan internet masih lancar padahal kita bawa wifi dari Indonesia.
Itaewon, Seoul, South Korea
Tiba di Stasiun Gyeongbokgung akhirnya kita keluar dari stasiun dan menuju Gyeongbokgung Palace. Di sini, ternyata..... tutup pemirsa. Oh My God. Hari Selasa ternyata Gyeongbokgung tutup dan yaudah akhirnya kita hanya berfoto saja di luarnya dan foto produk endorse. Selesai dari Gyeongbokgung, kita berjalan keluar area dan melihat jalanan di Gwanghwamun luas banget dan besaaaaar banget. Trotoar di sini juga besar sehingga banyak yang jalan kaki. Kita akan menuju Insadong untuk membeli oleh-oleh. Oya, kita berpuasa jadi kita pas Ramadhan kesini sehingga yaaaa begitulah kita harus menahan hawa nafsu kita kalau di sini banyak yang makan dan sarapan.
Gyeongbokgung Palace

Puas berbelanja oleh-oleh di Insadong yang ternyata mahal-mahal juga, sempat kalap tahu-tahu uangnya menipis sehingga tidak kerasa kalau ini Korean Won bukan Indonesian Rupiah huhuhuhu. Tapi tidak apa-apa daripada nyesel tidak beli wkwkwk
Insadong, Seoul, South Korea

Habis dari Insadong, kita berjalan kaki menuju Bukchon Hanok Village. Sebuah desa dengan rumah penduduk yang asli Korea dengan desain tradisional Korea. Bagusssssss bangettttt tempatnya karena walaupun ramai, di sini kita tidak boleh berisik karena ini adalah rumah orang namun dijadikan tempat wisata. Rumahnya banyak dan berjajar panjang menanjak gitu. Banyak turis memang dan ya, Namsan Seoul Tower terlihat dari sini. Udara kering di sini juga cukup kuat untuk membuat bibir kita pecah-pecah pada siang hari, jadi pastikan pakailah lip balm untuk tetap terhidrasi gitu biar gak berdarah.
Bukchon Hanok Village
Habis dari Bukchon Hanok Village, kita menuju Namsan Seoul Tower. Kita harus naik kereta bawah tanah menuju Stasiun Dongguk Univ. Setelah itu keluar stasiun dan pindah naik Bis jalur 3 atau 6. Kita naik bis dan pemandangannya superrrr sekali. Banyak pohon-pohon seperti membelah hutan, jalanan nanjak dan di bawah sana gedung-gedung pencakar langit terlihat jelas, serta ada bunga tulip berjajar ditanam di sini. Untuk pertama kalinya aku lihat bunga tulip.
Namsan Seoul Tower
Namsan Seoul Tower
Tiba di Namsan Seoul Tower kita masih harus menanjak untuk sampai puncaknya. Apa-apa di Seoul memang nanjak dan jalan kaki gitu guys. Jadi ya siapkan tenaga dan waktu juga karena bakalan bagus banget di sini. Gedung-gedung pencakar langit terlihat jelas dan Namsan Tower terlihat megah dari dekat. Oya, kita bisa sampai di puncak ini naik bis atau kereta gantung. Cuman naik kereta gantung itu mahal yaitu KRW9,000 sekitar Rp100.000an lebih. Sedangkan naik bis dan kereta bawah tanah cuma KRW1,250 atau sekitar Rp 18.000an saja.
Setelah puas berfoto-foto di sini, kita turun naik bis nomor 5 untuk menuju Myeongdong (Pusat Perbelanjaan paling terkenal di Seoul). Tiba di sini sudah maghrib, jadi kita akan berbuka puasa di sini. Aku dan teman-teman mampir Kedai Starbucks untuk membeli tumblr pesanan dan dapet bonus 2 minumannya. Asyiiik untuk berbuka puasa. Setelah itu kita juga jajan streetfood di sini yang seru-seru dan enak-enak. Aku beli udang bakar seharga KRW 5,000. Terus beli Abalone Bakar juga KRW 5,000 dan Ttoppokki KRW 5,000 setelah itu beli-beli oleh-oleh dan pesanan lain. Masuk ke supermarketnya juga serta di sini banyak sekali toko skincare.
Puas berbelanja, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 Waktu Korea (setara dengan WIT) dan kita harus pulang agar kedapatan subway. Dari Stasiun Myeongdong kita ke Stasiun Itaewon dan menenteng belanjaan masing-masing dengan gembira walaupun lelah karena telah berjalan seharian.
Tiba di penginapan, kita istirahat sebentar lalu aku dan temanku bertugas untuk Check In Pesawat keesokan harinya. Sediiih kita harus pulang ke Indonesia. Tapii aku percaya suatu saat aku pasti kembali ke Seoul dan akan lebih lama lagi pastinya untuk explore kotanya. Aamiin.
Keesokan harinya seharusnya kita ke KBRI namun tidak jadi karena waktunya mepet sedangkan naik kereta AREX ke Bandara membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Belum juga harus boarding time di Bandara. Tiba di Incheon Intl. Airport kita sudah terburu-buru dan flight kita sore sekitar jam 16.00. Alhasil tiba tepat waktu dan kita berangkat ke Singapore untuk transit selama 10 jam di sana.
Di Singapore kita keluar dan yeay dapat cap negara Singapore kita sahur di sana dengan nasi goreng serta beli minuman. Air mineral sama Milktea di sini lebih mahal air mineral. Yasudah tidak apa-apa daripada kehausan.
Kita ke bandara Changi lagi dengan MRT untuk terbang ke Yogyakarta sekitar jam 08.00. See you South Korea! We’ll be back soon!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Hadiah

Aku Tak Mau Lagi Jadi Layangmu

Baksos MP 2015