Badung, Bali 2017 Terkadang aku berpikir begini, "Bagaimana bisa seorang pujangga memberikan hadiah terbaiknya berupa kado yang tak disangka-sangka, sepotong senja misalnya?" "Hai" "Bagaimana? Kau masih mengingat masa lalumu?" "Tidak, aku sudah melupakannya" "Maksudku, aku benar-benar tidak ingin mengingatnya lagi" tambahmu, di sore itu "Aku punya pertanyaan untukmu, kalau kau tidak keberatan, kau boleh menjawabnya kapanpun" "Kau mau tidak kuberikan sebuah hadiah?" "Maksudmu? Berupa kado semacam ulang tahun?" "Iya, dan kau bebas menjawabnya. Aku akan mendengarkan," "Bukannya kado itu rahasia, ya? Maksudku terserah kau mau memberikanku apa" "Jika Seno Gumira Ajidarma saja memberikan sepotong senja untuk kekasihnya, lalu aku akan memberikanmu apa, ya?" "Terserah kamu, aku akan ikhlas menerimanya. Apapun itu" wajahmu amat senang, Aku ten
Pada waktu itu Kau ulur aku hingga aku terbang tinggi Melihat angkasa, langit biru, dan juga awan yang bergerombol Kau tarik aku mendekati lapangan lalu terbangkan lagi hingga aku meninggi Kau terus menerus mengulur dan menarik lalu kau berlari Sampai suatu ketika... Tali yang ada, putus sudah Aku tergeletak tak berdaya Jauh entah aku ada di mana Kau terus menerus mencariku Namun tak jua kau menemu Sudahlah aku lelah jadi layangmu! Satu tahun berlalu dengan segala pengalaman dan kehidupan yang baru, jelas sebenarnya itu waktu yang cukup lama bagiku untuk bisa melupakanmu. Namun, sebenarnya aku belum benar-benar lupa padamu, aku masih ingat dan kau seakan-akan selalu hadir di dalam pikiranku, kapanpun. Walau, ya, aku lelah dengan segala caramu mendekatiku, aku juga lelah dengan caramu memperlakukanku, seolah aku ini permainan anak-anak seusia sekolah dasar yang diterbangkan meninggi dengan seikat tali dan dihiasi penuh warna-warni. "Kau sudah benar-be
"Aku jadi sie konsumsi lho" "Iyakah? Ntar masak yang enak lho" "Iyaaaaa..." Siang itu, saat di mana matahari bersinar cerah dan panas, kami bersiap-siap untuk berangkat untuk baksos di Dusun Semawung, Kulon Progo. Kami berkumpul di Gedung Ormawa, FIP UNY. Kami mulai packing apa saja yang akan diangkut di mobil, dan akan dibawa di motor, karena kita menuju tempat menggunakan motor. Tak apa, justru menurutku itu seru dan ramai. Pak Cepi, selaku Ketua Jurusan memberi sambutan dan setelah usai sambutan, kami bersiap untuk menuju tempat. Here we go.... Aku naik motor bersama Afi. Kami sepanjang perjalanan ngobrol panjang lebar, nyanyi sendiri, dan pokoknya heboh gitu. Ya, mungkin ini salah satu mengurangi kebosanan kami selama perjalanan yang menyejukkan, karena tiba-tiba mendung tiba dan tidak terasa panas lagi. Sawah, bukit nan jauh di sana, dan rumah-rumah penduduk, serta sungai besar menghiasi perjalanan menuju Dusun
Komentar
Posting Komentar