Liburan Hemat ke Bali? Bisa Banget!

       Sudah jauh-jauh hari, aku ingin mengunjungi Bali yang sering-sering disebut The Island of Gods atau Pulau Dewata. Aku masih bingung karena, moda transportasi yang cocok untuk mengunjungi Bali apa, ya? Sebenarnya pilihannya ada banyak karena, tentu saja Bali adalah pulau wisata yang sering dikunjungi wisatawan, maka dari itu berbagai jenis transportasi seperti bus, kereta, pesawat pun ada semua, kecuali kereta hanya sampai Banyuwangi, kecuali dari Surabaya ada terusan menggunakan bus namun tiket yang dibeli harus Surabaya - Denpasar.
       Okay, kebingungan makin memuncak saat di awal-awal Bulan Juli kala itu. Ada sedikit rasa keraguan jika ingin menggunakan kereta, karena perjalanannya yang panjang dan memakan waktu seharian lebih! Bisa dibayangkan betapa capeknya, namun capek di sini menurutku tak masalah, namanya juga jalan-jalan sehingga lelah itu pasti. Namun, suatu hari aku iseng-iseng membuka aplikasi Traveloka. Di sana, sudah tertera berbagai maskapai penerbangan dari Yogyakarta menuju Denpasar. Mulai dari yang terjangkau seperti Lion Air, AirAsia, dan NAM Air pagi hari, namun NAM Air di malam hari bukan kategori terjangkau lagi. Atau ada yang menengah keatas seperti Garuda Indonesia, Citilink, dan maskapai-maskapai lain yang transit. Pikirku, jika ada yang terjangkau kenapa harus pilih yang mahal? Toh sama-sama sampai di Bali juga?
      Kuputuskan membeli tiket dari Traveloka menggunakan Lion Air dan mendapatkan tiket promo! Alhamdulillah sekali. Hemat dan pastinya sangat terjangkau. Setelah tiket pesawat terbeli, hotel pun menjadi prioritas sekarang dan kami masih selalu searching mengenai hotel-hotel yang pas untuk kami menginap. Dan pilihan jatuh kepada Mutiara Hotel Denpasar di daerah Sidakarya, Denpasar Selatan. Tak mengapa jauh sedikit dari Kuta, tapi harganya pantas kok, gak mahal-mahal amat.
       Tiket pulang pun kami beli sehari setelahnya lewat tiket.com dan (masih) mendapatkan tiket promo. Hamdallah lagi, dan harganya juga tidak begitu mahal. Alhamdulillah harus disyukuri. Usai akomodasi semua terpenuhi, kami pun sudah lega dan tinggal menunggu hari H. Aku sendiri sampai selalu searching-searching lokasi yang enak di Bali agar di sana tidak asal pilih yang berujung asal. Harus dipikirkan matang-matang mulai hari pertama hingga hari terakhir.
     
Day 1:
       Hari berangkat pun tiba, aku dan kedua temanku sudah siap untuk berangkat ke Bali. Berbekal semangat dan rasa percaya diri, kami mengunjungi Bali dengan menggunakan pesawat terbang pagi hari. Perjalanan terasa menyenangkan karena setelah lama tidak menaiki pesawat akhirnya bisa naik pesawat lagi. Tiba di Bali jam 09.40 WITA dan udara cukup enak serta disambut dengan cuaca cerah. Langit begitu biru dan udara belum begitu panas.
Pantai Kuta, Bali
      Sampai di Bandara I Gusti Ngurah Rai kita bingung mau naik   apa untuk sampai hotel yang telah kita pesan. Mau naik gocar,   tapi agak takut karena kita masih di area Bandara. Tanya ke loket   taksi dan wow harganya mahal banget, tapi ya sudahlah tak apa,   yang penting keluar dulu dari bandara. Kita menuju Krishna Pusat  Oleh-Oleh. Puas berbelanja di sana, kami baru naik gocar untuk menuju Joger dan makan siang di KFC dekat Sunset Road. Usai makan siang, kami ke hotel kita dan menaruh semua barang-barang dan lanjut jalan-jalan. Siang kala itu kita akan menuju Beachwalk dan Pantai Kuta.
       Rame turis. Dua kata yang bisa diucapkan ketika sampai di Pantai Kuta. Pantai ini terletak di Kabupaten Badung, sedangkan hotel kami ada di Kota Denpasar. Sehingga lumayan memakan waktu apabila berkunjung kesini. Cukup menyesal mengapa kita memilih hotel yang jauh dari pusat keramaian. Di Pantai Kuta kita bersantai, duduk-duduk dan makan cemilan bawaan kita yaitu makaroni pedas berbumbu micin hihihi. Puas duduk-duduk di Pantai Kuta, kita lalu makan malam dan pulang ke hotel untuk bersiap jalan-jalan di hari selanjutnya.

Day 2:
       Hari kedua, kita putuskan untuk menuju Monumen Bajra Sandhi Renon di Kota Denpasar. Seperti biasa, kita selalu naik gocar kemana-mana karena kita bertiga. Di Monumen Bajra Sandhi Renon kita cukup membayar Rp 25.000,- untuk 1 orang. Pada saat kita masuk, di tempat tersebut cukup sepi dan tidak begitu ramai pengunjung. Hanya ada turis asal Tiongkok yang ramai namun hanya di depan pagar saja. Suasana di dalam cukup sepi, hening, dan banyak suara air mancur. Bebatuan yang dipahat juga terlihat jelas dan sangat rapi. Monumennya cukup tinggi dan kami tak lupa untuk berfoto terlebih dahulu.
Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar
      Puas dari Monumen Bajra Sandhi, kita menuju Joger kembali untuk membeli sandal dan sebagainya hihihi. Dari situ kami pesan gocar lagi untuk menuju Pantai Pandawa yang cukup terkenal di kalangan wisatawan. Perjalanan cukup jauh karena harus melewati Jalan Tol Bali Mandara. Jalan Tol yang melintasi laut ini sungguh bagus dan ditambah langit sedang cerah-cerahnya. Tiba di Pantai Pandawa, supir gocar kita menawari untuk tetap memakai jasa dia karena di Pantai Pandawa tidak ada sinyal untuk pesan gocar lagi, namun dengan menambah biaya sedikit. Tak apalah, yang penting bisa tetap mudah mendapatkan transportasinya. Supir gocar kita ini baik banget karena mau menawarkan hal tersebut dan mau menunggu kita kurang lebih 2 jam di Pantai Pandawa dan masih mau mengantar kita ke Garuda Wisnu Kencana.

Pantai Pandawa, Bali
       Di Pantai Pandawa, kita berfoto dengan background laut dan langit yang begitu biru cerah tanpa ditutupi awan. Beberapa orang sedang kayaking dan bermain pasir atau air. Tapi, matahari bersinar begitu terik dan panas sehingga cukup menyilaukan. Kami dipinjami payung oleh supir gocar kami dan cukup membantu menghalau cahaya matahari yang begitu terik menerpa kami.
       Puas bermain di Pantai Pandawa, kita menuju Garuda Wisnu Kencana yang tidak begitu jauh dari Pantai Pandawa, karena masih di daerah Nusa Dua. Supir gocar kami mau mengantar kami sampai ke loket tiket. Masuk ke Garuda Wisnu Kencana membayar Rp 70.000,- dan kita bisa bebas mengelilingi areal ini serta dapat pertunjukan Tari Kecak yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Memasuki GWK begitu adem dan sejuk karena banyak pepohonan dan air mancur, rasanya teduh karena banyak pohon rindang. Di sini juga terkenal dengan patung besarnya dan pahatan batu gampingnya yang simetris kotak. Selesai mengitari area GWK, kita melihat pertunjukan Tari Kecak yang sungguh terkenal itu.
Pantai Pandawa, Bali
       Selesai menonton Tari Kecak, hari sudah mau malam, dan kami pulang ke hotel untuk beristirahat karena sudah seharian berjalan-jalan.
Garuda Wisnu Kencana, Bali

Garuda Wisnu Kencana, Bali

Day 3:
       Hari ketiga, kita sebenarnya rencana pengen ke La Laguna di Canggu. Namun, karena kita kepagian ternyata tempatnya masih tutup. Terpaksa kita jalan kaki terlebih dahulu dan kita menuju Pantai Batu Belig yang mana masih di area Canggu. Kita santai berjalan, namun ternyata di ujung jalan sana ada sekerumunan anjing yang cukup banyak menggonggong ke kami dan mengejar kami. Kami yang takut anjing langsung lari kalang kabut dan masuk ke Minimart terdekat. Pada saat masuk, mbaknya heran karena kita terengah-engah dan menanyakan kenapa kita kok ngos-ngosan? Kita menjawab "Habis dikejar anjing mbak" terus dengan santainya mbaknya menjawab "Anjingnya gapapa kok itu, asal jangan dilihatin matanya dan biasa aja" lalu dalam hati "mon maap mbak bukan begitu, kita mah udah biasa aja jalannya cuman tetap dikejar begimane dong" lalu karena gak enak, kita beli minuman di Minimart itu yang benar-benar kecil untuk ukuran minimarket.
Gardin Bali Cafe, Seminyak, Bali
       Habis dari Minimart itu, kita berjalan kaki untuk eksplor daerah Seminyak-Canggu ini. Cuman kita harus berjalan kaki dulu karena belum terdeteksi gocar. Kita berhenti di depan sebuah cafe unik di daerah Canggu itu. Niat hati hanya untuk memudahkan gocar pick up kami dari tempat yang terdeteksi, tapi kemudian beberapa saat, ada satpam datang dan mengusir kami dan memfitnah kami dikiranya kami mencuri wifi cafe untuk bermain serta blablabla yang malah membuat jengkel serta disuruh jalan di depan cafe. Alhasil kita bilang ke satpam itu bahwa kami hanya menunggu gocar kami untuk mengantar kami ke tempat tujuan selanjutnya, bukan untuk mencuri wifi. Hati sudah dongkol dan emosi ditambah hari semakin siang semakin panas, kita berjalan agak geser supaya tidak diomeli satpam nyebelin itu. Gocar pun akhirnya datang dan kita memutuskan untuk menuju cafe Gardin Bali di Seminyak. Cafe ini unik karena rimbun dengan pohon yang begitu lebat dan banyak sehingga rindang. Kami memesan es teh strawberry yang harganya sekitar Rp 50.000 dan dompet kami menjerit-jerit karena mahal banget. Bener-bener ya kenapa sih mahal banget.
       Selesai minum teh di Gardin Bali, kami menuju Pantai Double-Six di Seminyak juga dan makan siang di situ. Pantainya luas dan bagus, pasirnya tidak begitu hitam sehingga cukup bagus dan lembut. Pantai ini nyaman dan aku suka karena tidak begitu banyak anjing dan luas serta tidak se-ramai Pantai Kuta.
Pantai Double-Six, Seminyak, Bai
       Ketidakberuntungan hari itu, masih ditambah dengan kita pesan gocar tapi tahu-tahu sudah disuruh mengisi bintang dan otomatis saldo gopay kita sudah tersedot. Ya mau tidak mau harus pesan lagi dan merugi merelakan uang tadi ke supir sialan itu. Hari itu benar-benar cukup absurd karena dimulai dari La Laguna tutup dan pada saat kesana lagi mahal banget masuknya, dikejar anjing, diusir satpam dan difitnah, kena tipu supir gocar, hadehhhh bener-bener.
     Sore itu kita nikmatin makan mie kober di Kota Denpasar dan dan lanjut ke Level 21 Mall di Denpasar juga melihat mall di Bali kayak apa selain Beachwalk.

Day 4:
       Hari ini kita mau pulang ke Yogyakarta dan masih ada waktu untuk berjalan-jalan. Usai mandi dan bersiap-siap, kita masih sempat berfoto di gapura terkenal yang ada di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan sekitar jam 10.00 WITA kami terbang ke Yogyakarta. See you again Bali, kami pasti kembali!

Di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali



Cheers,
Virgiawan L

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Hadiah

Aku Tak Mau Lagi Jadi Layangmu

Baksos MP 2015